Minggu, 09 Oktober 2011

Sub Cover Rocktober (#4)

The Tielman Brothers (Edisi 4)

Hai Insiderz… kalian tau musik Rock and Roll? Itu loh jenis musik yang sering dimainin sama The Beatles & The Rolling Stones, kalo di Indonesia ada The Flowers atau The Jaka Sembung untuk di Bogor.  Ternyata, jauh sebelum The Beatles dan The Rolling Stones eksis, Indonesia sudah mempunyai band beraliran Rock and Roll yang namanya    mendunia. The Tielman Brothers adalah sebuah grup musik asal Indonesia pertama yang berhasil masuk internasional pada era 1950-an. Musik mereka    beraliran rock and roll, namun orang-orang di      Belanda biasa menyebut musik mereka Indorock, sebuah perpaduan antara musik Indonesia dan Barat, dan memiliki akar di Keroncong. Mereka adalah salah satu perintis rock and roll di Belanda. Band ini cukup terkenal di Eropa, jauh sebelum The Beatles dan The Rolling Stones.
Andy Tielman, Reggy Tielman, Ponthon Tielman, Loulou (Herman Lawrence) Tielman dan Jane (Janette Loraine) Tielman adalah anak dari Herman Tielman asal Kupang dan Flora Lorine Hess asal    Semarang. Karier rekaman mereka dimulai ketika keluarga Tielman hijrah dan menetap di Breda,    Belanda pada tahun 1957. The Tielman Brothers pernah tampil di Istana Negara Jakarta dihadapan Presiden Soekarno, namun sangat disayangkan nama The Tielman Brothers kurang berkibar di      Indonesia, band ini lebih dikenal di Eropa, terutama Belanda.
The Tielman Brothers dipercaya lebih dulu memperkenalkan musik beraliran rock sebelum The Beatles. Melompat-lompat, berguling-guling atau menaiki contrabass adalah aksi khas The Tielman Brothers. Selain atraktif dan menghibur, mereka juga mempunyai skill bermusik diatas rata-rata sehingga sering menampilkan permainan gitar, bass, dan drum yang menawan.
 Andy Tielman, sang frontman, bahkan dipercaya telah mempopulerkan atraksi bermain gitar dengan gigi, di belakang kepala atau di belakang badan jauh sebelum Jimi Hendrix, Jimmy Page atau Ritchie Blackmore.

Sejarah
    Berawal dari ketertarikan Ponthon untuk memainkan contrabass yang kemudian diikuti saudara-saudaranya yang lain. Reggy mempelajari banjo, Loulou mempelajari drum, dan Andy mempelajari gitar. Kemampuan musik mereka diturunkan dari sang ayah, Herman Tielman, seorang kapten tentara KNIL, yang sering bermain musik bersama teman-temannya di Surabaya. The Tielman Brothers adalah orang keturunan maluku yang besar Surabaya.       Perjalanan musik The Tielman Brothers dimulai di
Surabaya pada tahun1945, dimana empat kakak
beradik laki-laki dan seorang adik perempuannya, Jane, sering tampil membawakan lagu-lagu dan tarian daerah dengan mengusung nama The Timor -
Tielman Brothers. Penampilan pertama mereka dengan membawakan lagu-lagu sulit seperti Tiger Rag dan 12th Street Rag pada acara pesta di rumahnya membuat teman-teman sang ayah kagum. Sejak saat itu mereka sering tampil di acara-acara pribadi di Surabaya, kemudian tawaran tampil pun berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia. Sampai pada akhirnya, pada tahun 1957 mereka sekeluarga memutuskan untuk hijrah ke Belanda.
Penampilan pertama mereka adalah di Hotel De Schuur di Breda, dengan membawakan versi lain dari lagu Bye Bye Love-nya The Everly Brothers. Setelah penampilan yang heboh di Belanda, The Tielman Brothers semakin dikenal di seluruh Belanda bahkan mereka sering diundang tampil di Belgia dan Jerman.  
Pada awal tahun 1960 The Tielman Brothers merilis 4 lagu ciptaan mereka sendiri, lagu itu antara lain My Maria, You're Still The One, Black Eyes, dan Rock Little Baby.
        Selain The Tielman Brothers ada juga Band Electric Johnny & His Skyrockets, The Crazy Strangers, The Crazy Rockers dan The Black Dynamites (Los Indonesios). Sayangnya di Indonesia sendiri eksistensi mereka kurang dikenal, orang Indonesia lebih menyukai The Beatles, Jimmy Hendrik, dan Rolling Stones. Padahal sebelum The Beatles terkenal, Paul Mc Cartney pernah menonton band-band Indorock dan dia sangat terinspirasi akan musik-musik band Indorock. Jadi berbanggalah Indonesia pernah memiliki The Tielman Brothers, dan semoga kesuksesan The Tielman Brothes ini menjadi inspirasi musisi Indonesia untuk lebih bersemangat dalam berkarya sehingga bisa menjadi panutan musisi dari negara lain dan tidak menjadi tamu di negeri sendiri.

Personil The Tielman Brothers
•    Andy Tielman - Vokal & Gitar
•    Reggy Tielman - Gitar, Banjo & Vokal
•    Ponthon Tielman - Contrabass, Gitar & Vokal
•    Loulou (Herman Lawrence) Tielman - Drum & Vokal
•    Jane (Janette Loraine) Tielman - Vokal

Do It Yourself (Edisi 4)

Do It Your Self (DIY)  dikenal sebagai prinsip atau ideologi kalangan musisi Indie terutama Punk Rock. Pada dasarnya, DIY mengusung gagasan bahwa semua orang bisa melakukan sesuatu melebihi apa yang dikira. Sejalan dengan apa yang dikatakan Henry Ford bahwa “Salah satu penemuan terbesar umat manusia adalah bahwa mereka bisa melakukan hal-hal yang sebelumnya mereka sangka tidak bisa dilakukan”.

Dikalangan komunitas musisi Indie, DIY biasa direalisasikan dengan membuat musik sendiri  dan menjual sendiri karya-karya mereka baik berupa kaset atau CD, kaos maupun  merchandise band. Dalam bidang musik, DIY erat kaitannya dengan Arts & Crafts yang bertujuan sebagai alat promosi atau bukti dari eksistensi sebuah band maupun komunitas.
Antara tahun 1950 sampai dengan 1970, DIY masih awam untuk sebagian besar masyarakat dunia, tapi seiring terus berkembangnya industri musik maka prinsip inipun mulai tersebar luas dan diadaptasi oleh berbagai kalangan seperti seniman dan pelaku usaha kecil menengah. DIY memang bertujuan untuk mengasah kemampuan seseorang sehingga menjadi lebih kreatif, dari tidak bisa menjadi bisa dan tidak tahu menjadi tahu dengan cara-cara informal. Salah satu komunitas di Indonesia yang terkenal dengan prinsip DIY-nya adalah Komunitas Taring Babi dengan bandnya Anti Military yang sekarang dikenal sebagai Marjinal.  
Masyarakat Indonesia mayoritas cenderung berpikiran harus bekerja, kondisi ini disertai dengan mindset bahwa bekerja itu harus menghasilkan uang banyak. Outputnya adalah para job seeker (pencari kerja) tidak mencari kerja tapi mencari gaji besar, hal ini membuat mereka stuck dengan angan-angan yang sebenarnya akan sulit terealisasi apabila tidak dimulai yaitu mengerjakan sesuatu dari nol. Padahal untuk menuai sukses tidak bisa tanpa menjalani proses panjang dan tidak selalu harus bekerja. Buktinya orang-orang yang termasuk dalam jajaran kalangan terkaya sebagian besar berasal dari kalangan pengusaha. Tetapi dewasa ini, mulai bermunculan pengusaha-pengusaha muda dan sukses, contohnya pemilik keripik sensasional Maicih dan masih banyak lagi.

Apabila prinsip DIY diaplikasikan di kehidupan sehari-hari, seperti dalam membangun sebuah usaha, kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Kenapa? Dalam proses melakukan sesuatu menggunakan prinsip DIY, kita akan banyak belajar tentang memulai sesuatu dari bawah, selain itu kita pasti merasakan proses yang panjang dan akhirnya berguna untuk pengembangan diri sendiri. 

Walaupun tidak ada jaminan untuk sukses, minimal kita akan menemukan pelajaran hidup yang sangat berharga,. “Tidak ada jaminan kesuksesan, namun tidak mencobanya adalah jaminan kegagalan”.